Breaking News

Jejak Peradaban Menguak Peninggalan Purwayuga dan Fosil- fosil

SUKABUMIVIRAL.COM - Sebagian Pulau Jawa, pada saat berkembang menjadi semenanjung yang sempit dan merupakan lanjutan dari benua Asia, oleh karena itu, jenis - jenis mamalialah yang pertama tama dapat berpindah dari benua Asia memasuki Pulau Jawa, melalui semenanjung bagian Pulau Jawa yang menghubungkan Bangka Belitung - Malaka dengan Benua itu. 
       Fosil - fosil  mamalia tertua yang pernah ditemukan, yaitu dari lapisan batu kapur Cisonde berasal dari zaman Miosen - atas atau Miosen Bawah di Cijolang dekat Banjar dan Cimener, Fosil - fosil tersebut ditemukan dilapisan yang terhimpit lapisan-lapisan Marine (laut) . Fosil mamalia terpenting dan dapat dijadikan pemandu ialah sejenis Mercycopotamus Leydekker, Stegodon dan Hippopotamus. Jenis-jenis binatang lainnya yang ditemukan ialah Rhineceros ( Kijang), Elephans Planiforns ( sejenis gajah) dan lainnya.
      Fosil- fosil yang lebih akurat, ditemukan di endapan- endapan depan lembah Citarum dan palung Tambakan ( dekat Subang) berupa sisa - sisa Babi, Rusa, Menjangan, Bos Leptobos ( sejenis Badak), Tapir Gibson, dan lainnya. Fosil yang di jadikan penandu antara lain Cervus Zwaani (sejenis Rusa) Antelope (Menjangan) dan Leptobos Cosjini ( sejenis Banteng). 
Fosil Manusia, sedemikian jauh di Jawa Barat belum ditemukan fosil manusia yang berasal dari lapisan Pleistosen- bawah maupun dari lapisan Pleistosen tengah, akan tetapi dengan di temukannya fosil manusia Pithecanthropus mojokeetensis dan Meganthropus Palaeojavanicus dari lapisan tanah Pleistosen tengah di Jetis dekat Sangiran ( Mojokerto), kemudian ditemukan pula fosil manusia di lapisan Pleistosen tengah di Trinil tepi Bengawan Solo dari Jenis Pithecanthropus Erectus, selanjutnya dihubungkan dengan keterangan Purwayuga, dapat disimpulkan bahwa di Jawa Barat pun pernah hidup manusia sejenis Pithecanthropus  ataupun Meganthropus. 
      Kesimpulan tersebut didukung dengan ditemukannya Kapak genggam tertua di Pacitan (Jawa Timur), sejenis dengan kapal genggam yang ditemukan di Parigi ( Ciamis), Jampang ( Sukabumi) dan Leuwiliang              (Bogor), Hal ini disebabkan temuan kapak genggam ( tanpa tangkai) itulah seringkali di hubungankan dengan jenis Pithecanthropus Erectus dari Trinil. 
Pithecanthropus Erectus yang hidup pada, zaman Palaeolitikum, yaitu kira- kira 300.000 tahun yang silam, kemungkinan besar sejenis dengan Yaksapurusa atau manusia Yaksamatere yang dipaparkan pada bagian Purwayuga. 
    Pada zaman Batu tengah ( Madya) bentuk bumi Nusantara dapat dikatakan tidak lagi mengalami perubahan besar, sebab pada zaman tersebut pembekuan dan pencairan es di Asia da Eropa sudah berhenti. 
   Adanya kehidupan di zaman Batu Madya di Jawa Barat, dibuktikan oleh temuan alat - alat di Pasir Lutung, Pasir Tugu, Pasir Layang, Pasir Gelap, dan Pasir Angsana serta daerah Leuwiliang ( Bogor) tidak jauh dari Talaga atau Situ Karacak.
    Flakes (alat serpih) Mesolitik pernah ditemukan pula di Kalapanunggal dan Citeureup ( Bogor) serta Tambeleng                  ( Karawang). Alat - alat Mikrolit dn serpih yang dibuat dari batu Obsidian atau batu Kendan ditemukan dibeberapa tempat sekitar Bandung, seperti di Dari, Ujungbeurung, Cililin, Padalarang. Alat- alat tersebut ditemukan rata-rata pada ketinggian 725 meter di atas permukaan laut, yang diduga merupakan tepian danau Bandung. Ditempat - tempat itulah berdiam manusia purba yang berkebudayaan Mesolitik. 
     Dataran tinggi Bandung terbentuk akibat letusan gunung berapi yang dahsyat sehingga membentuk danau sampai zaman Batu Madya. Kejadian tersebut  diduga pada 10.000 sampai 4000 tahun yang silam. Dibeberapa tepian danau Bandung kemungkinan besar dihuni manusia purba dengan pola hidup setengah  menetap. Terbentuknya Danau Bandung secara tersamar diberitakan dalam legenda Sangkuriang. 
     Flakes yang dibuat dari batu Obsidian yang berasal dari tepian Danau Bandung lebih baik dan lebih padat, Obsidian tersebut banyak di temukan di daerah Nagreg ( Bandung). Serpih dan seepih bilah antara lain digunakan untuk tombak, pisau, dan alat untuk menguliti binatang, alat - alat semacam ini mungkin masih dapat ditemukan di sekitar bekas Danau, seperti di sekitar daerah Padarincang  (Serang), Situ Bagendit ( Garut) dan Lakbok       (Ciamis). (Bersambung...) 

Redaktur : Bratakusumah
Sumber    :Yuganing Rajakawasa (Saleh Danasasmita)


© Copyright 2024 - SUKABUMI VIRAL | MENGHUBUNGKAN ANDA DENGAN INFORMASI MELALUI SUDUT BERITA