SUKABUMIVIRAL.COM //Cianjur — Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bina Sejahtera, Desa Ciwalen, Kecamatan Cianjur, tengah mengembangkan unit usaha peternakan ayam petelur dengan konsep ramah lingkungan. Program ini menjadi bagian dari upaya memperkuat kemandirian ekonomi desa melalui sektor peternakan dan perikanan terpadu.
Direktur BUMDes Bina Sejahtera, Tatep Hamdani, mengatakan jenis ayam yang dikembangkan merupakan ayam layer berusia 13 hingga 15 minggu yang akan mulai bertelur pada usia 18 minggu dan mencapai masa produktif pada usia 24 minggu.
“Kapasitas awal ada sekitar 800 ekor. Sistem kandangnya dibangun di atas kolam ikan, sehingga limbah kotoran ayam bisa dimanfaatkan sebagai pakan ikan,” ujar Tatep kepada wartawan, Jumat (17/10/2025).
Menurutnya, sistem pengelolaan dilakukan dengan menyiapkan tim khusus yang bertugas menjaga kebersihan kandang secara rutin agar tidak menimbulkan dampak lingkungan yang merugikan warga sekitar.
Dalam penyusunan dokumen lingkungan seperti Surat Keterangan Kelayakan Lingkungan (SKKL) dan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UPL), BUMDes mendapat pendampingan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD). Namun, sejauh ini belum ada pendampingan langsung dari Dinas Lingkungan Hidup maupun Dinas Perikanan dan Peternakan.
Tatep menjelaskan, lokasi kandang dipilih berdasarkan hasil musyawarah pengurus BUMDes dengan mempertimbangkan potensi lahan sekitar.
“Awalnya kami berencana menggunakan tanah desa, tapi karena lahan itu masih ditanami dan DPMD mendorong agar program segera berjalan, akhirnya kami menyewa lahan lain dengan biaya Rp12,7 juta per tahun,” jelasnya.
BUMDes Ciwalen mengalokasikan anggaran sebesar Rp355,36 juta untuk pengembangan unit usaha tersebut, dengan porsi terbesar sekitar Rp330 juta digunakan untuk ayam petelur, sedangkan sisanya untuk usaha peternakan bebek dan pengelolaan sampah desa.
“Kami sudah melakukan pendekatan informal kepada warga sekitar. Dalam jejak pendapat yang dihadiri sekitar 30 orang, masyarakat menyatakan mendukung program ini,” tambahnya.
Sementara itu, sebagian warga yang tinggal di sekitar lokasi berharap kegiatan peternakan tersebut tetap memperhatikan aspek lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Burdah, warga Kampung Ciremis Kaler RT 01/03, mengatakan bahwa pertemuan dengan warga baru dilakukan setelah kandang berdiri.
“Kami sebenarnya tidak diajak musyawarah di awal. Kandang sudah berdiri baru ada pertemuan. Kami khawatir ada bau tidak sedap, gangguan pernapasan, atau penyakit dari unggas. Tapi kalau ada manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar, tentu kami dukung,” ujarnya.
Ia juga berharap pemerintah desa dan BUMDes dapat memberikan sosialisasi terbuka kepada masyarakat agar tidak terjadi kesalahpahaman di kemudian hari.
Pemerintah Desa Ciwalen bersama pihak terkait diharapkan dapat melakukan pemantauan berkala terhadap kegiatan peternakan ini agar tetap sesuai dengan aturan lingkungan dan menjaga kenyamanan masyarakat sekitar.(Rie'an)
<< Post Views: 1.758
Social Header