Breaking News

Jejak Peradaban History " Pendiri Tarumanagara "

SUKABUMIVIRAL. COM Pada tahun 270 Saka atau tahun 348 Masehi, ada seorang maharesi Hindu dari keluarga Calakankayana mengungsi ke pulau-pulau sebelah selatan India. Bersama pengikutnya yang terdiri dari pengiring, tentara, dan penduduk pria-wanita melarikan diri karena pihak musuh (Samudragupta) selalu berusaha menangkap mereka.Sang maharesi yang bernama Jayasingawarman bersama pengikutnya akhimya tiba di Pulau Jawa dan menetap menjadi penduduk Jawa Barat.
     Di Jawa Barat (Jawadwipa bang kulwan) setelah mendapat persetujuan Sang Prabu Dewawarman VIII (Darmawirya, dari keluarga Palawa, sesama pengungsi dari India), Sang Maharesi Jayasingawarman beserta pengikutnya, dimukimkan di dekat Sungai Citarum.Pemukimannya itu oleh Sang Maharesi diberi nama Tarumadesya atau desa Taruma. Kira-kira sepuluh tahun kemudian, akibat berdatangannya penduduk dari desa-desa lain, desa Taruma menjadi besar. Beberapa tahun kemudian, Desa Taruma tersebut menjadi nagara (= kota dan daerah sekitarnya). 
       Sang Maharesi Jayasingawarman, kemudian dijadikan menantu oleh Sang Dewawarman VIII, dijodohkan dengan puterinya, Iswari Tunggal Pertiwi Warmandewi atau Dewi Minawati. Sang Maharesi terus berusaha memperbesar nagara-nya,
sampai menjadi sebuah kerajaan, yang kemudian diberi nama Tarumanagara. Ia menjadi Rajadirajaguru yang memerintah pertama di Tarumanagara dengan nama abhiseka (nobat) Jayasingawarman Gurudarmapurusa.Ketika mertuanya wafat pada tahun 285 Saka atau tahun 368 Masehi, tahta kerajaan diwariskan kepada adik iparnya yang bungsu, menjadi Dewawarman IX. Akan tetapi, pamor Salakanagara sudah menurun, bahkan akhirnya Salakanagara dan Dewawarman IX menjadi bawahan Tarumanagara.
     Jayasingawarman menjadi raja pertama di Tarumanagara selama 24 tahun, dari tahun 280 sampai 304 Saka (358-382 Masehi). Jayasingawarman wafat dalam usia 60 tahun, kemudian dipusarakan di tepi kali Gomati.
DARMAYAWARMAN

Yang menjadi penerus tahta Tarumanagara adalah putera sulungnya yang bernama Darmayawarman kemudian bergelar
Rajaresi Darmayawarman guru. la bergelar demikian karena di samping memegang pemerintahan Tarumanagara, ia pun menjadi pimpinan semua guru agama.Walaupun raja serta keluarga keraton menganut agama Hindu, tetapi penduduk di desa-desa di wilayah kekuasaan Tarumanagara, banyak yang tetap menjadi pemuja roh, yaitu sekelompok orang yang memuja roh leluhur mengikuti adat yang diwarisi nenek moyangnya.
         Sang Rajaresí selalu berusaha mengajarkan agamanya kepada panghulu desa-desa dan semua penduduk Tarumanagara. Bahkan, Sang Rajaresi mendatangkan brahmana-brahmana dari India. Walaupun demikian, tidak semua penduduk mau mengikuti agama Sang Rajaresi. Waktu itu, kehidupan penduduk dijadikan empat kasta, brahmana, ksatria, waisya, dan sudra. Dengan demikian, penduduk dibeda-bedakan atas golongan nista - madya - utama. 
        Penduduk yang digolongkan sebagai nista, sangat takut oleh agama Sang Rajaresi. Sang Rajaresi Darmayawarman-guru, menjadi raja kedua di Tarumanagara, hanya 13 tahun, yaitu dari tahun 304 sampai 317 Saka (382-395 Masehi). Setelah wafat ia disebut juga sebagai Sang Lumahing Candrabhaga (yang dipusarakan di Candrabhaga. (Bersambung...) 

Redaktur : Bratakusumah
Sumber   : Yuganing Rajakawasa (Saleh Danasasmita) .



© Copyright 2024 - SUKABUMI VIRAL | MENGHUBUNGKAN ANDA DENGAN INFORMASI MELALUI SUDUT BERITA