SUKABUMIvIRAL. COM – Cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kabupaten Sukabumi pada Kamis (4/12/2025) memicu rangkaian bencana hidrometeorologi di sejumlah titik. Sedikitnya 11 kecamatan dan 18 desa dilaporkan terdampak akibat hujan intensitas tinggi yang berlangsung sejak siang hingga malam hari.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna mengatakan, bahwa bencana yang terjadi meliputi tanah longsor, banjir, hingga cuaca ekstrem yang menyebabkan pohon tumbang serta kerusakan bangunan fasilitas umum.
“Hampir seluruh kejadian dipicu tingginya curah hujan dengan durasi yang cukup lama. Kami terus melakukan pemantauan dan penanganan lapangan bersama P2BK, pemerintah kecamatan, serta unsur terkait lainnya,” ujarnya pada Jumat (05/12).
Berdasarkan laporan Piket Harian Pusdalops Kabupaten Sukabumi,bahwa bencana longsor dan banjir terjadi di wilayah Kecamatan Kalapanunggal, Cibadak, Nagrak, Gunungguruh, Cidolog, Cicantayan, hingga Kecamatan Sukaraja. Beberapa titik bahkan mengganggu akses vital warga. Di wilayah Kecamatan Cibadak.
"TPT jalan kabupaten sepanjang 20 meter dengan tinggi 6 meter ambruk dan mengancam 4 rumah warga, memaksa penghuninya mengungsi sementara, " ungkapnya
Lanjutnya, bahwa di Kecamatan Nagrak, akses jalan poros penghubung tiga desa terputus akibat bronjong penahan tebing ambrol setinggi 20 meter. Wilayah Kecamatan Gunungguruh turut dilanda banjir dengan ketinggian air mencapai 80 sentimeter, merendam puluhan rumah dan memaksa 2 KK mengungsi.
"Kecamatan Cicantayan juga mencatat kerusakan bangunan pendidikan, yakni gedung lantai dua Mts Yaspi ambruk akibat kondisi bangunan yang lapuk dan tekanan cuaca ekstrem," jelasnya
Daeng menegaskan, ancaman susulan masih mungkin terjadi, terutama apabila hujan dengan intensitas tinggi kembali mengguyur kawasan rawan bencana di Sukabumi.
“Kami mengimbau warga yang tinggal di bantaran sungai dan tebing curam untuk meningkatkan kewaspadaan. Apabila menemukan tanda-tanda potensi longsor atau banjir susulan, segera lakukan evakuasi mandiri,” tegasnya.
BPBD Kabupaten Sukabumi juga mengingatkan adanya peringatan dini mengenai potensi hujan sedang hingga lebat disertai angin kencang dan petir yang dapat berlangsung hingga malam hari di sebagian wilayah kabupaten.
" Kita telah mengerahkan Unit Reaksi Cepat (URC) dan P2BK ke titik-titik kejadian, melakukan assessment kerusakan dan kebutuhan masyarakat terdampak dan melakukan evakuasi material longsoran serta penutupan akses sementara yang berbahaya. “Meski ada rumah rusak berat dan warga yang mengungsi, tidak terdapat korban jiwa dalam seluruh kejadian tersebut,” paparnya.
Menurut Daeng, kondisi geografis Sukabumi yang terdiri dari kontur berbukit dan banyak aliran sungai, membuat wilayah ini sangat rentan terdampak bencana hidrometeorologi. Karena itu, BPBD memperkuat kesiapsiagaan masyarakat dengan edukasi dan respon cepat di wilayah potensi risiko tinggi.
“Mitigasi harus dilakukan bersama. Pemerintah, masyarakat, dan stakeholder lain perlu bersinergi dalam mengurangi risiko bencana,” paparnya.
BPBD mengimbau masyarakat untuk tidak memaksakan melintas di jalur rawan longsor saat hujan deras, memantau pergerakan tanah di sekitar rumah.
“Selain itu, kami juga mengimbau kepada warga untuk menjauh dari bantaran sungai ketika debit air meningkat dan segera melapor ke aparat desa apabila terjadi kejadian alam,” pungkasnya. ( Red/Us)
<<Post Views: 1.582

Social Header