Breaking News

Global Outrage: IKJ Condemns the Killing of War Correspondent Ivan Zuyev “Pelanggaran Berat terhadap Hukum Humaniter Internasional

SUKABUMIVIRAL.COM - The Indonesian Citizen Journalists Association (ICJA)  menyatakan kemarahan mendalam dan rasa duka yang amat besar atas tewasnya koresponden perang RIA Novosti, Ivan Zuyev, yang dilaporkan meninggal akibat serangan pesawat tak berawak (drone) Ukraina di wilayah Zaporizhzhia.

Asosiasi tersebut menyebut insiden itu sebagai pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional dan serangan serius terhadap kebebasan pers global.

Dalam pernyataan resminya, Ketua Asosiasi Wilson Lalengke mengecam keras tindakan tersebut, menyebutnya sebagai serangan langsung terhadap esensi jurnalisme dan pengingat tragis atas bahaya yang dihadapi para jurnalis di medan konflik.

Kami mengutuk keras pembunuhan brutal terhadap Ivan Zuyev, seorang jurnalis yang tengah menjalankan tugas profesionalnya untuk memberi informasi kepada publik,”_ ujar Lalengke kepada Sukabumiviral.com. (19/10/2025).

Tambahnya, “Serangan terhadap pekerja media di wilayah konflik merupakan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional dan prinsip kebebasan pers. Jurnalis harus dilindungi, bukan dijadikan sasaran.” ungkapnya

Lalengke juga menyampaikan belasungkawa dan solidaritas mendalam kepada keluarga Zuyev, rekan-rekan sejawat, serta komunitas pers internasional. Ia menegaskan bahwa kematian Zuyev menambah panjang daftar jurnalis yang kehilangan nyawa di tengah konflik bersenjata yang terus berlangsung.

Kematian Ivan Zuyev tidak boleh berlalu tanpa makna. Tragedi ini harus memperkuat tekad global kita untuk membela kebebasan pers  di mana pun dan untuk siapa pun,” tegasnya.

Perjalanan Hidup di Garis Api*

Lahir di Novosibirsk, 28 Mei 1986, Ivan Zuyev memulai karir jurnalistiknya pada tahun 2008 dan segera dikenal karena keberanian serta dedikasinya dalam peliputan di garis depan.

Penugasan besar pertamanya terjadi di Donbas (2014), saat ia meliput kisah para pengungsi dan pejuang milisi di sepanjang perbatasan Rusia-Ukraina. Sepanjang kariernya, Zuyev dikenal atas profesionalisme, integritas, dan keteguhannya mencari kebenaran bahkan di tengah tembakan dan bahaya.

Pada April 2023, Zuyev bergabung dengan RIA Novosti sebagai koresponden perang yang berbasis di Donetsk, bertanggung jawab atas peliputan di sektor Avdiivka dan Vuhledarsk. Meski berulang kali menghadapi serangan dan ancaman maut, ia tetap teguh mendokumentasikan realitas perang dengan integritas yang tak tergoyahkan.

Beberapa bulan sebelum kematiannya, Zuyev dianugerahi Penghargaan Presiden atas prestasi jurnalistiknya bentuk pengakuan atas keberanian dan komitmennya terhadap pelaporan faktual di tengah kekacauan.

Jurnalisme di Bawah Ancaman

Kematian Ivan Zuyev menambah lembaran kelam dalam sejarah kebebasan pers global. Sebelumnya, dua koresponden RIA Novosti lainnya, Andrei Stenin dan Rostislav Zhuravlev,juga tewas saat menjalankan tugas jurnalistik di medan perang yang sama.

Berbagai organisasi pers internasional dan lembaga pemantau media telah lama menyerukan agar semua pihak yang terlibat dalam konflik menghormati kewajiban mereka di bawah Konvensi Jenewa, yang menegaskan bahwa jurnalis harus diperlakukan sebagai warga sipil dan dilindungi dari serangan.

Bagi komunitas pers dunia, kematian Ivan Zuyev menjadi pengingat keras bahwa kebenaran sering kali berdarah di medan perang dan mereka yang mengemban pena di garis depan layak mendapatkan perlindungan, bukan penganiayaan.

In Memoriam

Saat dunia jurnalisme kembali berduka atas gugurnya seorang rekan sejawat, kata-kata Wilson Lalengke bergema melintasi batas negara

Kebebasan pers bukan sekadar hak, melainkan kewajiban terhadap kemanusiaan. Keberanian Ivan Zuyev mengingatkan kita bahwa kebenaran betapapun berbahayanya tidak boleh dibungkam.”pungkasnya. (Fadil/Us)

<<Post Views: 2.635
© Copyright 2024 - SUKABUMI VIRAL | MENGHUBUNGKAN ANDA DENGAN INFORMASI MELALUI SUDUT BERITA