Kepala BNN Kabupaten Cianjur, M. Affan, menjelaskan bahwa tanaman khat yang juga dikenal sebagai sirih Arab atau teh Arab kerap disalahgunakan oleh warga negara asing asal Timur Tengah, dan menjadi salah satu narkotika yang peredarannya sulit terdeteksi karena bentuknya menyerupai tanaman biasa.
“Efek dari tanaman ini hampir setara dengan sabu. Masyarakat sering tidak menyadari bahwa khat termasuk narkotika golongan I,”_ jelas Affan.
Affan menegaskan bahwa khat bukan tanaman endemik Indonesia, sehingga keberadaannya menimbulkan kecurigaan adanya penanaman yang dilakukan secara sengaja oleh pihak tertentu.
“Ini bukan tanaman asli wilayah kita, jadi sudah pasti ada yang menanam. Kami sedang menyelidiki kemungkinan adanya jaringan yang lebih besar,”_ ungkapnya.
Tanaman yang disita diperkirakan telah berusia beberapa tahun dan ditemukan di lokasi terpencil dan sulit dijangkau, yang diduga dipilih untuk menghindari pengawasan aparat dan masyarakat.
Bupati Cianjur, dr. H. Muhammad Wahyu Ferdian , mengapresiasi langkah BNN dan aparat penegak hukum atas pengungkapan kasus ini.
“Atas nama pemerintah daerah, saya mengucapkan terima kasih. Hari ini kita menunjukkan bahwa Cianjur tidak memberi ruang bagi narkoba dalam bentuk apa pun,”_ tegasnya.
Bupati Wahyu menyampaikan bahwa masyarakat perlu mendapat sosialisasi intensif terkait ciri-ciri tanaman khat agar tidak terkecoh dan dapat melaporkan bila menemukan aktivitas mencurigakan.
“Khat bersifat adiktif dan dapat merusak kesehatan serta produktivitas. Sosialisasi harus diperkuat agar masyarakat semakin waspada,”_ tambahnya.
Bupati juga menegaskan bahwa pemusnahan ini menjadi peringatan keras bagi siapa pun yang mencoba menjadikan wilayah Cianjur sebagai basis peredaran narkotika.
> _“Mari kita perkuat komunikasi, saling mengingatkan, dan menjaga wilayah kita dari ancaman narkoba. Cianjur harus tetap aman, sehat, dan bermartabat,”_ pungkasnya.
Reporter : Ri'ean Sagita
<<Post Views: 926
Social Header