Imbauan tersebut disampaikan Mendagri saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Pusat dan Daerah dalam rangka mengantisipasi momentum Nataru, yang digelar di Sasana Bhakti Praja, Gedung C Lantai 3, Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta, pada Senin (1/12/2025).
“Hari ini kita membahas antisipasi bencana alam dan dinamika Nataru. Kata kuncinya adalah sinergi, karena kita tidak bisa bekerja sendiri,”_ tegas Mendagri.
Mendagri menjelaskan bahwa dalam dua hingga tiga minggu terakhir telah terjadi sejumlah bencana alam signifikan di berbagai wilayah, seperti banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Cilacap dan Banjarnegara, Jawa Tengah, serta bencana berskala luas di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
“Ini bisa terjadi kapan saja, di mana saja. Oleh karena itu, semua pihak harus siap siaga,”_ ujarnya.
Tito juga menyoroti potensi peningkatan perjalanan masyarakat pada periode Nataru melalui moda transportasi darat, laut, dan udara. Kondisi tersebut berpotensi meningkatkan kebutuhan konsumsi bahan pangan, sehingga pemerintah daerah diminta menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pasokan.
Selain itu, aspek keamanan dan keselamatan masyarakat di lokasi wisata maupun titik keramaian pada malam pergantian tahun menjadi perhatian penting, khususnya untuk mengantisipasi cuaca ekstrem dan potensi kecelakaan.
“Penting untuk melakukan pemetaan kerawanan dan menyusun rencana operasi secara terpadu dengan pendekatan multidimensi,”_ tambah Mendagri.
Tito menegaskan agar kepala daerah segera melakukan langkah koordinatif lanjutan melalui Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait demi kelancaran pelaksanaan Nataru 2025/2026.
Redaktur : Fadil
<<Post Views: 1.693
Social Header