Para korban berasal dari berbagai jenjang pendidikan, mulai tingkat SD, MTs, SMP hingga SMK. Sebagian besar siswa telah mendapatkan perawatan di puskesmas dan rumah sakit, dengan mayoritas berhasil dipulangkan. Namun, sejumlah siswa masih berada dalam pengawasan medis intensif.
Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Rochmawan, S.I.K., M.H., membenarkan peristiwa tersebut dan menyebut jumlah korban terus bertambah.
“Hingga malam, korban sementara sudah mencapai 301 orang. Penanganan medis telah disiapkan di beberapa titik, termasuk puskesmas, rumah sakit, hingga posko darurat,” tegasnya, Selasa (23/9/2025).
Sementara itu, pihak kepolisian akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, BPOM, dan Dinas Ketahanan Pangan untuk melakukan tracing distribusi makanan MBG yang dikonsumsi para siswa. Kombes Hendra menghimbau masyarakat agar tetap tenang dan mempercayakan proses penanganan serta penyelidikan kepada pihak berwenang.
Hingga saat ini, penanganan darurat masih berlangsung di berbagai fasilitas kesehatan. Puskesmas Cipongkor: 116 orang, Bidan Desa Sirnagalih: 13 orang, RSUD Cililin: 27 orang, Posko Kecamatan Cipongkor : 127 orang, RSIA Anugrah: 18 orang. Upaya ini dilakukan untuk memberikan perawatan yang diperlukan bagi masyarakat yang terdampak.
Kombes Hendra menegaskan tidak akan ragu mengambil langkah hukum apabila ditemukan unsur kelalaian atau pelanggaran oleh penyedia makanan.
“Apabila ada bukti kuat, tentu akan kami proses sesuai ketentuan hukum yang berlaku,” tegasnya.
Peristiwa keracunan massal ini menjadi peringatan keras mengenai urgensi pengawasan distribusi makanan di sekolah. Peningkatan standar kebersihan, efektivitas regulasi keamanan pangan, serta konsistensi implementasinya dinilai mutlak diperlukan agar kasus serupa tidak kembali terjadi. (Rian.S)
<< Post Views: 2.462
Social Header