Pertandingan ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Lebih dari sekadar perebutan tiga poin, duel melawan Makau merupakan ujian mental, konsistensi, dan indikator sejauh mana pembinaan sepak bola usia muda Indonesia berjalan.
Sejak hasil imbang melawan Laos, para pemain muda Indonesia disebut mengalami tekanan psikologis yang cukup besar. Bahkan beberapa dari mereka harus menjalani sesi khusus dengan psikolog olahraga PSSI. Bermain di hadapan puluhan ribu suporter membuat mereka harus menghadapi ekspektasi tinggi publik.
Malam ini, dukungan puluhan ribu suporter dipastikan memadati Gelora Delta. Tidak hanya hadir, mereka juga menyiapkan koreografi merah putih sebagai bentuk dukungan nyata.
“Kami ingin pemain tahu bahwa mereka tidak sendirian. Indonesia di belakang mereka,” kata D. Yulana, salah satu suporter kepada Sukabumiviral.com
Atmosfer dukungan besar ini diharapkan mampu menjadi energi tambahan bagi Garuda Muda, yang jelas lebih unggul dari Makau yang datang dengan dukungan minim di tribun.
Pelatih Gerald Vanenburg menyadari Makau bukan lawan utama di Grup J. Namun, ia menegaskan bahwa justru lawan yang dianggap lemah bisa menjadi jebakan tersendiri.
Lebih dari sekadar tiket ke Piala Asia U-23, hasil pertandingan malam ini akan menjadi ukuran kepercayaan publik terhadap proyek regenerasi sepak bola nasional. Kegagalan bukan hanya berarti tersingkir, tetapi juga bisa mengikis keyakinan masyarakat terhadap arah pembinaan tim muda Indonesia.
Laga Indonesia U-23 kontra Makau adalah pertaruhan harga diri, masa depan, dan legitimasi pembinaan sepak bola Indonesia. Stadion Gelora Delta akan menjadi saksi: apakah Garuda Muda mampu terbang tinggi, atau justru kembali tersandung di tengah jalan.
Kick-off dimulai pukul 19.30 WIB, dapat disaksikan secara langsung di Indosiar, SCTV, dan Vidio. (Red/Fadil)
<< Post Views: 3.648
Social Header